Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 30 juta warung tradisional yang dikelola secara perorangan. Keberadaan warung tersebut tidak hanya menjadi sumber pendapatan masyarakat, tetapi juga sebagai kearifan lokal. Karena itulah, warung konvensional dengan ciri khas kedaerahannya mudah ditemukan di pemukiman atau pedesaan.
Namun di masa sekarang, berbagai jenis warung tradisional juga kerap dikembangkan di perkotaan. Gempuran pedagang retail maupun pasar modern tidak menjadikan pemilik warung menutup bisnisnya. Justru, beberapa pemilik warung membuat inovasi agar bisa mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan ciri khasnya.
Asal-Usul Warung Tradisional
Kemunculan toko tradisional diawali dari kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh Tionghoa di Indonesia pada zaman dahulu. Ketika itu, para pedagang keliling membawa bunyi-bunyian. Alat tersebut berupa tambur mini dengan tangkai di kedua sisi dan tali pendek berbiji bulat pada bagian ujung.
Bersamaan dengan pedagang keliling, muncul warung-warung kecil. Kemudian, di era 90-an, banyak warung yang menjajakan aneka makanan dan minuman. Orang-orang di masa itu menyebutnya warung makan.
Setelah era 90-an, toko tradisional pun berkembang menjadi beberapa jenis. Barang yang dijual tidak hanya makanan dan minuman, tetapi juga kebutuhan pokok.
Dari sisi kepemilikan usaha, warung biasanya dimiliki oleh perorangan yang lokasinya berada di dekat atau samping rumah. Sementara toko tradisional dengan kapasitas besar, umumnya menyewa bangunan atau lokasi tertentu. Pengusaha toko harus memberikan uang sewa bulanan maupun tahunan kepada pemilik properti.
Jenis Warung Tradisional
Saat ini, ada tujuh jenis warung konvensional di Indonesia. Berikut ini penjelasan beberapa jenis warung beserta jenis barang yang dijual.
Warung Nasi
Warung nasi merupakan bisnis komersial yang menyediakan makanan dan minuman untuk masyarakat. Jenis makanan dan minuman di warung nasi biasanya disesuaikan dengan asal daerah. Misalnya, warung nasi padang menghidangkan aneka santapan khas Padang, Warteg atau Warung Tegal yang menyediakan aneka masakan jawa, dll.
Warung Kopi
Warung kopi tradisional menyediakan minuman kopi yang diseduh dengan air panas. Penyajiannya masih sederhana, yakni menggunakan kopi instan kemasan atau dalam bentuk bubuk. Sebagai pelengkap, warung kopi menawarkan aneka camilan, seperti gorengan, roti, dan buah pisang.
Sementara di masa sekarang, warung kopi tradisional telah disulap menjadi coffee shop modern. Kopi yang disajikan mulai beragam, seperti latte, espresso, dan cappuccino. Makanannya pun memiliki lebih banyak varian, semisal sandwich, muffin, dan kue kering.
Dari sisi budaya, warung kopi tidak hanya untuk tempat makan dan minum, tetapi juga interaksi sosial. Mereka yang berkunjung ke warung kopi biasanya mengajak teman, lalu melakukan berbagai kegiatan, seperti berdiskusi dan rapat.
Warung Tegal
Kamu pernah makan di warung Tegal atau warteg? Kemunculan warteg diperkirakan pada tahun 1960. Kehadirannya bersamaan dengan pembangunan infrastruktur ibu kota yang tergolong pesat.
Saat itu, banyak orang asli Tegal membuka warung di ibu kota. Hidangan yang disuguhkan berupa nasi putih beserta sambal goreng tempe dan tahu. Makanan itu dibungkus dengan daun pisang.
Kemudian, di tahun 90-an, warteg makin banyak. Ukuran warteg kala itu hanya 3 x 3 meter. Kendati demikian, hidangan yang disajikan kian beragam. Lauk-pauknya tidak hanya tahu dan tempe, tetapi juga ada ikan dan aneka masakan ayam.
Warung Sembako
Hampir di seluruh desa maupun kota ditemukan warung sembako. Pasalnya, warung sembako lah yang menyediakan aneka kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, mi instan, beras, dan telur.
Warung Internet
Warung internet pertama kali didirikan di Bogor pada tahun 1995. Warung ini menyediakan jasa penyewaan internet kepada masyarakat. Jika ingin menyewa di warung internet, masyarakat harus membayar tarif per jam.
Warung Telekomunikasi
Warung telekomunikasi sempat populer hingga awal tahun 2000-an. Ketika itu, ponsel pintar belum merajalela. Jadi, masyarakat yang ingin menelepon jarak dekat maupun jauh, harus ke warung telekomunikasi. Untuk bisa memakai telepon yang tersedia, pengguna mesti memasukkan sejumlah koin.
Warung Kelontong
Warung kelontong memiliki konsep hampir sama seperti warung sembako. Namun, barang-barang yang dijual lebih lengkap. Selain sembako, warung ini menjual peralatan sekolah, rumah tangga, makanan ringan, dan rokok.
Demikian ulasan seputar jenis warung tradisional yang bisa dijadikan referensi untuk berbelanja maupun membuka bisnis sendiri. Nah, jika kamu memiliki bisnis warung sendiri, sebaiknya kembangkan usaha tersebut secara digital agar tidak ketinggalan zaman. Salah satu caranya dengan menggunakan OttoPay sebagai solusi penyediaan barang dan transaksi secara digital. Penasaran? Cek ottopay.id sekarang!