Toko kelontong merupakan salah satu jenis bisnis yang masih eksis di tengah menjamurnya toko online. Tak jauh berbeda dari jenis usaha lainnya, warung kelontong juga rentan terhadap berbagai tantangan. Salah satunya adalah utang yang sering kali menjadi alasan pemilik toko untuk gulung tikar.
Pengertian Utang
Bagi kamu yang memiliki usaha toko kelontong, tentu sudah akrab dengan yang namanya pembeli kasbon atau berutang. Menurut KBBI, utang adalah uang tunai, non tunai, atau barang yang dipinjam dari orang lain dan si peminjam berkewajiban membayar atau mengembalikan apa yang sudah diterima.
Istilah tersebut kerap diikuti dengan kata “piutang” yang berarti uang tunai, non tunai, maupun barang yang dipinjamkan ke orang yang meminjam. Sekilas, keduanya memang memiliki arti yang serupa, yakni uang atau barang pinjaman. Perbedaannya terletak pada sudut pandang, yakni dari orang yang meminjam dan orang yang meminjamkan.
Tips Mencatat Utang Pelanggan
Bagi beberapa pengusaha kelontong, kasbon atau berutang bisa menjadi salah satu daya tarik agar pembeli menjadi pelanggan setia di tokonya. Hanya saja, perlu cara-cara khusus agar kasbon tak berdampak buruk pada kondisi finansial warung. Berikut beberapa tips yang perlu kamu catat.
- Tentukan skema penjatahan kasbon
Perlu diketahui bahwa sebenarnya kamu bisa menentukan besaran kasbon pembeli dengan menerapkan perhitungan yang cukup sederhana. Pertama, pastikan kamu menyiapkan catatan khusus untuk utang piutang. Kemudian, cari tahu berapa pendapatan rata-rata usaha toko kelontongmu dalam sebulan.
Catat pula modal dan keuntungan pada setiap bulan serta pastikan keduanya terpisah. Dari selisih keduanya, kamu akan mengetahui keuntungan atau kerugian yang kamu dapatkan. Bila nilai keuntungannya cukup besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, ambil sekitar 5 hingga 10% dari profit.
Nah, angka itulah yang nantinya bisa kamu gunakan untuk mengetahui seberapa besar jatah kasbon per bulan yang bisa kamu berikan. Pastikan untuk membatasi persentase jatah kasbon karena jika tidak, kondisi keuangan usahamu bisa bermasalah.
- Tentukan batas maksimal kasbon
Langkah selanjutnya adalah menentukan batas maksimal kasbon yang akan kamu berikan ke setiap pelanggan setia. Kamu bisa menggunakan persentase di atas sebagai patokan. Juga, pastikan untuk tidak melebihi persentase untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Misal, jatah maksimal utang untuk setiap pelanggan adalah Rp50.000 hingga Rp100.000. Angka ini bisa kamu sesuaikan kembali dengan kondisi pelanggan. Jadi, jangan asal memberikan kasbon. Lihat dulu apakah pembeli tersebut benar-benar membutuhkan hingga terdesak harus berhutang.
- Pilih barang yang bisa dikasbon
Tips selanjutnya untuk mengelola kasbon di bisnis kelontong yang kamu jalani adalah dengan memilih barang mana saja yang bisa dikasbon. Metode ini bisa kamu terapkan untuk meminimalkan potensi kerugian karena konsumen telat atau bahkan tidak membayar kasbon.
Pilihlah barang-barang yang dibutuhkan sehari-hari, seperti barang-barang dapur dan perlengkapan mandi serta mencuci pakaian. Kamu juga bisa memasukkan sembako ke daftar barang yang boleh dikasbon. Namun, perlu diketahui bahwa sembako termasuk barang yang bersifat fast-moving.
Bila kamu menerima kasbon sembako, masukkan ke catatan hutang jangka pendek yang mana harus dibayar setidaknya dalam tempo satu minggu.
- Tentukan tanggal pembayaran
Bila kamu ingin memberikan fasilitas kasbon ke pelanggan, hendaknya kamu menentukan terlebih dahulu tanggal jatuh tempo pembayaran kasbon. Hal ini tentunya harus kamu diskusikan dengan pelanggan agar konsumen tersebut tidak pindah ke warung lain. Bila sudah disepakati, catat tanggal tersebut.
Selain itu, beri tahu pelanggan mengenai cara bayar hutang, apakah bisa dibayar secara tunai atau non tunai melalui transfer e-wallet atau rekening bank bila tidak memungkinkan untuk membayar secara langsung. Jangan sungkan pula untuk menagih bila sudah waktunya pelanggan untuk melunasi kasbon.
Jika konsumen meminta keringanan, pertimbangkan untuk memberikan batasan. Namun, jangan sampai berkali-kali minta keringanan karena bisa mengganggu keuangan toko kelontong yang kamu kelola.
- Gunakan aplikasi pencatatan transaksi
Bila kamu merasa mencatat kasbon di buku terlalu ribet, ada solusi jitu yang perlu kamu coba, yakni menggunakan aplikasi smartphone. Ada banyak aplikasi yang dibuat khusus untuk membantu mencatat transaksi toko, salah satunya adalah OttoKasir.
Caranya sangat mudah, kamu hanya tinggal membuka aplikasi OttoKasir dan pilih barang yang dibeli oleh konsumen. Lalu klik bayar dan pilih “kasbon”. Selanjutnya, pilih opsi “tambah pelanggan” dan masukkan nama pembeli serta kontak yang bisa dihubungi. Secara otomatis, aplikasi akan menyimpan jumlah kasbon dari konsumen tersebut.
Nah, mudah kan? Selain untuk mencatat utang, aplikasi OttoKasir juga bisa membantu pencatatan stok dan transaksi lainnya. Jadi, tunggu apalagi? Unduh aplikasinya sekarang juga hanya di Google Play Store.