Bagi kamu yang masih menggunakan sambungan listrik dengan meteran pascabayar, tagihan tiap bulannya memang bisa membuat terkejut. Kadang pemakaian listrik hanya dikenakan tagihan yang sedikit. Tapi adakalanya listrik membengkak tanpa diketahui penyebabnya. Kalau kamu curiga dengan tagihan listrik yang naik tanpa alasan yang jelas, kamu sebaiknya menghitung sendiri berapa tagihan listrikmu.
Mengetahui estimasi tagihan tidak hanya akan membantumu mempersiapkan dana untuk membayarnya, tapi juga mengetahui seandainya ada kebocoran listrik di rumahmu. Simak beberapa cara menghitung estimasi penggunaan listrikmu berikut ini!
Baca Juga: Cek dengan Cermat, Ini Dia 7 Perangkat Elektronik di Rumah yang Bikin Boros Listrik!
Ketahui Golongan Tarif Listrikmu
Perlu diketahui bahwa di Indonesia terdapat beberapa golongan daya listrik, tergantung pada jenis bangunan dan kebutuhannya. Daya listrik untuk rumah tangga ada 2 golongan yakni R-1 dan R-2 dengan rentang daya 450 VA – 5.500 VA.
Besar batas daya yang kamu gunakan juga akan berpengaruh pada tarif dasar listrikmu. Misalnya untuk daya 900 VA, tarif dasarnya adalah Rp1.352 per kWH. Sedangkan untuk golongan 1.300 VA sampai 5.500 VA ke atas adalah Rp1.467 per kWH. Dengan mengetahui daya serta tarif dasar listrikmu, akan lebih mudah mencari tahu estimasi tagihan bulananmu.
Cek Berapa Kebutuhan Listrik untuk Setiap Perangkat
Langkah kedua yang perlu kamu lakukan adalah dengan menghitung perangkat listrik di rumahmu beserta kebutuhan listriknya. Contohnya seperti berikut ini:
- 1 unit TV dengan daya 80 watt
- 1 unit setrika dengan daya 300 watt
- 1 unit mesin cuci dengan daya 350 watt
- 1 unit AC dengan daya 800 watt
- 10 buah lampu dengan daya masing-masing 25 watt.
Jumlah peralatan listrik di atas tentu saja berbeda-beda pada tiap rumah tangga. Pastikan kamu mengetahui semuanya dan catat selengkap-lengkapnya.
Hitung Estimasi Kebutuhan Listrik
Setelah mengetahui peralatan listrik apa saja yang kamu gunakan, sekarang hitung estimasi berapa lama kamu menggunakan masing-masing peralatan. Contohnya:
- TV digunakan sehari 5 jam = 80 x 5 jam = 400 watt
- Setrika digunakan 1 jam sehari = 300 watt
- Mesin cuci digunakan 1 jam sehari = 350 watt
- AC digunakan 10 jam sehari = 800 x 10 jam = 8.000 watt
- Lampu digunakan 12 jam sehari = 10 x 25 x 12 = 3.000 watt.
Perlu diingat sekali lagi bahwa perhitungan di atas hanya contoh saja. Jumlah daya yang digunakan untuk masing-masing perangkat tergantung pada kebutuhan setiap rumah tangga.
Hitung Biaya Listrik Bulanan
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kebutuhan listrik di rumah tersebut dalam satu hari adalah:
400 watt + 300 watt + 350 watt + 8.000 watt + 3.000 watt = 12.050 watt. Untuk mengubah watt ke kWH adalah membagi jumlah daya yang dipakai dengan 1.000 yakni 12.050 : 1.000 = 12,05 kWH. Dari sini kamu bisa mendapatkan jumlah kWH yang dihabiskan oleh rumah tersebut selama sehari.
Selanjutnya, cari tahu berapa biaya listrik per kWH dengan melihat golongan daya listrik yang digunakan. Jika rumah itu memakai daya listrik 900 VA, maka biaya per kWH-nya adalah Rp1.352. Dengan kebutuhan listrik di atas, maka biaya listrik per hari di rumah tersebut adalah 12,05 kWH x 1.352 = Rp16.291,6 per hari.
Baca Juga: Tips Hemat Listrik Biar Tagihan Listrik Nggak Membengkak
Lalu berapa biaya per bulannya? Kalikan saja biaya listrik hariannya dengan 30 hari yakni Rp16.291,6 x 30 hari = Rp488.757. Estimasi ini bisa lebih besar atau lebih kecil, tergantung penggunaan listrik di rumah tersebut.
Selain dengan menghitung estimasi secara manual, besaran tagihan listrik bulanan juga bisa kamu cek lewat aplikasi OttoPay. Tidak hanya mengecek, kamu bahkan bisa membayar listrik bulanan maupun membeli token dengan OttoPay.
Gabung jadi mitra, dapatkan tambahan cuan bersama OttoPay. Mulai dengan unduh aplikasinya di sini!